top of page

Anorganik
vs
Organik Koagulan

Anorganik Koagulan

water splash Harvest

Anorganik koagulan adalah zat kimia yang digunakan dalam pengolahan air untuk membantu memisahkan partikel-partikel kecil dan bahan organik yang terlarut dari air melalui proses penggumpalan dan pengendapan. Koagulan ini biasanya terdiri dari senyawa anorganik seperti sulfat aluminium (alum), klorida besi (ferric chloride), poli-aluminium klorida (PAC), dan kalsium oksida.

Dalam pengolahan air, koagulan anorganik ditambahkan ke air dan bereaksi dengan partikel-partikel kecil dan bahan organik untuk membentuk gumpalan-gumpalan besar yang disebut flok. Kemudian, flok ini dapat diendapkan atau disaring untuk menghilangkan partikel-partikel tersebut dari air.

Koagulan anorganik sering digunakan dalam industri pengolahan air dan air minum untuk menghilangkan zat-zat yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, seperti logam berat, bakteri, virus, dan bahan organik.

Jenis anorganik koagulan

Beberapa jenis anorganik koagulan yang sering digunakan dalam pengolahan air antara lain:​

  1. Sulfat aluminium (Alum): Koagulan ini sangat umum digunakan dalam pengolahan air, baik untuk aplikasi air minum maupun air limbah. Sulfat aluminium bekerja dengan membentuk flok-flok kecil yang membantu memisahkan partikel-partikel kecil dari air.

  2. Klorida besi (Ferric chloride): Koagulan ini sangat efektif dalam menghilangkan zat-zat yang sulit diendapkan dari air, seperti fosfat dan arsenik. Klorida besi juga dapat digunakan untuk mengurangi kadar organik dan mangan dalam air.

  3. Poli-aluminium klorida (PAC): Jenis koagulan ini umumnya digunakan dalam pengolahan air limbah, karena mampu mengurangi kadar fosfat dan logam berat dalam air limbah. PAC juga dapat menghilangkan bau dan rasa yang tidak sedap dari air limbah.

  4. Kalsium oksida: Koagulan ini biasa digunakan untuk mengatasi air dengan kandungan asam tinggi atau pH yang rendah. Kalsium oksida dapat meningkatkan pH air dan membentuk flok-flok yang membantu memisahkan partikel-partikel kecil dari air.

  5. Klor: Meskipun bukan koagulan anorganik, klor sering digunakan sebagai agen pengoksidasi dan koagulan dalam pengolahan air. Klor dapat membunuh bakteri dan virus dalam air, serta membentuk flok-flok yang membantu memisahkan partikel-partikel dari air.

 

Organik Koagulan

  1. Organik koagulan adalah senyawa kimia organik yang digunakan dalam pengolahan air untuk membantu memisahkan partikel-partikel dan bahan organik dari air melalui proses penggumpalan dan pengendapan. Organik koagulan ini biasanya terdiri dari polimer sintetis yang memiliki sifat koagulasi dan flokulasi.

Harvest Coagulant

​  2.  Dalam pengolahan air, organik koagulan ditambahkan ke air dan bereaksi dengan partikel-partikel kecil dan bahan organik untuk

        membentuk gumpalan-gumpalan besar yang disebut flok. Kemudian, flok ini dapat diendapkan atau disaring untuk menghilangkan

        partikel-partikel tersebut dari air.

  3.   Organik koagulan sering digunakan dalam pengolahan air dan air limbah untuk menghilangkan bahan organik, pewarna, surfaktan,

        dan zat-zat organik lainnya yang sulit dihilangkan dengan menggunakan koagulan anorganik.

kapan kita menggunakan Anorganik / Organik Koagulan ?

Pemilihan antara penggunaan anorganik atau organik koagulan biasanya tergantung pada kondisi air yang akan diolah, tujuan pengolahan air, dan kondisi lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis koagulan yang tepat:

Waste water treatment plant
  1. Kondisi air: Jenis koagulan yang paling efektif tergantung pada kondisi air yang akan diolah. Pada air dengan kadar logam berat yang tinggi, biasanya koagulan anorganik seperti sulfat aluminium atau klorida besi lebih efektif. Sedangkan pada air dengan kandungan bahan organik yang tinggi, koagulan organik seperti PAM atau polielektrolit dapat lebih efektif.

2.   Tujuan pengolahan air: Tujuan pengolahan air juga mempengaruhi pemilihan jenis

      koagulan yang tepat. Misalnya, jika tujuan pengolahan adalah untuk menghilangkan

      partikel-partikel kecil dan bahan organik dari air, maka koagulan organik seperti PAM

      atau polielektrolit bisa lebih efektif. Sedangkan jika tujuan pengolahan adalah untuk

      menghilangkan logam berat atau bahan kimia tertentu dari air, maka koagulan

      anorganik seperti sulfat aluminium atau klorida besi lebih cocok.

​3.  Kondisi lingkungan: Pemilihan jenis koagulan juga harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan. Koagulan 

    anorganik seperti sulfat aluminium dan klorida besi dapat meningkatkan kadar aluminium atau besi dalam air limbah,

    sehingga dapat berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu, jika kondisi lingkungan perlu dipertimbangkan, 

    koagulan organik seperti PAM atau polielektrolit bisa menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

bottom of page